Selasa, 12 April 2011

Wabah Wahn, Penyakit Mematikan Di Akhir Zaman


Al Wahan adalah salah satu penyakit yang menjangkiti manusia akhir zaman. Bahaya wahan jauh lebih dahsyat dari pada AIDS, TBC, Flu Burung, atau Flu Babi. Karena penyakit ini akan mematikan hati dan ruh sehingga menyebabkan penderitaan yang panjang di dunia dan terlebih di akhirat.
Istilah wahan diungkapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tatkala menjelaskan kondisi umat manusia di masa akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama segala keburukan dan keterpurukan umat Islam sehingga karenanya mereka menjadi bulan-bulanan musuh-musuh islam. Bahkan lebih tragis lagi,

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan orang-orang rakus yang kelaparan."

Dari Tsauban radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja.

Ada seorang yang bertanya, ‘Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?’
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan penyakit al wahan pada hati kalian’.

Seorang sahabat bertanya: ‘Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.’
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati’ “. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)
‘Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati’

Sebab-sebab Wahan

Penyakit wahan timbul karena merasuknya cinta kepada dunia ke dalam hati manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda, tahta, wanita, dan lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya akan melahirkan mental pengecut yang takut mati.

Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam dien di hadapan musuh. Semoga Allah melindungi kita darinya.
Akibat dari penyakit wahan akan menumbuhkan keengganan berjuang dan berjihad untuk mempertahankan iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan jihad merupakan sebab keterpurukan umat ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ


"Jika kalian berdagang dengan sistem 'inah (salah satu bentuk riba), kalian ridha dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al Silsilah, No. 11)

Lajnah Daimah dalam memberikan penjelasan dari hadits ini menyimpulkan bahwa dalam hadits terdapat celaan dan ancaman bagi orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim jihad. Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara dimaksud dengan Dien (yang menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad. Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat umat ini dari kehinaan. Semua ibadah ini memang merupakan bagian dari Ad-Dien dan mempunyai peran penting, dalam melenyapkan kehinaan ini.

Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam dien di hadapan musuh.

Manusia pada dasamya ingin kaya, pangkat tinggi, memiliki pangaruh yang besar, terkenal di mana-mana, dan mempunyai istri yang cantik. Manakala seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan Allah tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya, maka inilah yang disebut materialistis, alias cinta dunia.
Faham materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama. Faham ini merupakan warisan dari Iblis la’natullahi’alaihi, yang memang kehadiran dan keberadaanya di dalam diri hanya untuk menggoda agar manusia rusak, sehingga (pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis.

Kepada Iblis Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: “Apakah yang menghalangimu sujud kepada Adam?” Iblis menjawab: “Aku lebih baik daripada Adam. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?” (QS.Al-A’raaf: 12).
Setidaknya ada empat hal yang menyebabkan timbulnya penyakit wahan di masyarakat muslim, yakni:

1. Kaum muslimin banyak yang belum memahami karakteristik ajaran Islam itu sendiri. Akibatnya, dengan mudah mereka menerima faham-faham yang tidak sesuai ajaran Islam. Mereka hanya menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya. Sedangkan hal-hal yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya sebagai suatu beban dan menyusahkan kehidupan. Mereka merasa ragu dan telah phobi terhadap Islam.

2. Pengaruh racun berpikir yang disuntikan sejak lama oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin. Proses pencekokan tersebut berlangsung dengan demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi lemah dan terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan rasakan.

3. Kekuasaan militer, politik dan pemerintahan yang tidak berada di tangan kaurn muslim sehingga urusan umat Islam diserahkan kepada orang-orang kafir lagi fujur, fasik dan munafik. Mereka mengangkangi kaum muslimin dalam berbagai bidang.

4. Untuk mewujudkan cita-citanya musuh-musuh Islam (Yahudi dan Nasrani) merancang taktik strategi untuk menghadapi umat Islam. Mereka memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi yang mereka miliki untuk menghadapi dan memperdaya umat Islam. Sehingga situasi dan kondisi dunia lslam benar-benar dalam keadaan lemah, terbelakang, terpecah-pecah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling beradu dan bermusuhan.

Membasmi Penyakit Wahan

Penyakit wahan ini bisa diatasi dengan jalan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kembali kepada tuntunan ajaran Islam. Mereka yang merasa bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya hendaklah melakukan langkah-langkah berikut :

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari akhir, sampai pada derajat yakin. Dengan keyakinan ini penyakit cinta dunia atau takut mati akan hilang.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid:20)

2. Selalu mengkaji dan memahami ajaran Islam, terutama bidang akidah, yang merupakan inti ajaran Islam.
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang Hak) melainkan Allah." (QS.Mubammad: 19)

3. Menghayati perspektif Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia dan perhiasannya, akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kehidupan dan kebahagjaan akhirat.

4. Meningkatkan dan memantapkan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan demikian maka sifat qana’ahnya muncul dan menjadi citra diri dan kehidupannya. Rasa syukurnya semakin meningkat, dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan sekaligus penghias dirinya.

"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS An-Nahl:96).

5. Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena orang yang berjihad telah menjual diri dan hartanya kepada Allah dengan surga. Dan ini adalah sebesar-besar ketundukan kepada-Nya dan sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat sekali jika Allah menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Furqaan :52)



Minggu, 10 April 2011

Menimbang Rasa


Ketika kembali datang semangat ,,,,

Kau penuh percaya diri meski tanpa pangkat`,,,

Melangkah pasti denagn niat ,,,

Semua keresahan tersisihkan oleh tekad ,,,

Semua kegelisahan terbuang oleh niat ,,,

Semua kesedihan terbuang tanpa teringat ,,,

Menggenggam erat semua beban amanat ,,,

Dengan kuat dan tak tergugat ,,,

Meski kadang kala kau terpikat ,,,

Bukan berarti jalanmu telah terhambat ,,,

Hanya saja kau butuh seorang pengingat ,,,

Agar kau kembali giat ,,,

Atau mungkin semangatmu yang sedang istirahat ,,,

Maka merenunglah selagi kau sempat ,,,

Fahamilah semua tanda dan isyarat ,,,

Agar jalanmu tidak lagi sesat ,,,

Mengutamakan semua beban amanat ,,,

Menimbang denagn tepat ,,,

Rasailah semuanya denagn nikmat ,,,

Nikmatilah semuanya dengan hikmat ,,,

Meski itu adalah suatu penghinaan ,,,

Meski itu adalah suatu pengkhianatan ,,,

Meski itu adalah suatu kemunafikan ,,,

Meski itu adalah suatu kedustaan ,,,

Meski itu adalah suatu ketidakadilan ,,,

Tidaklah sia-sia apa yang kamu perbuat ,,,

Jika kamu ingin mengetahui suatu hakikat ,,,

Semoga akan mendatangkan manfaat ,,,

Berjuanglah terus WAHAI SAHABAT ,,,



Janganlah kau sia-siakan waktu yang singkat ,,,

Songsonglah hari-harimu dengan semangat ,,,

Lepaslah belenggu malas yang menjerat ,,,

Tanggalkanlah gengsi yang menghambat ,,,

Agar suatu saat kau tidak tergugat ,,,

Oleh tipu daya nafsumu yang penuh muslihat ,,,

DI tengah kerumunan manusia sejagat ,,,

Di antara MUSLIHAT dan HAKIKAT ,,,

Temuilah dirimu pada hari ini ,,,

Bicaralah dari hati ke hati ,,,

Sambutlah jiwamu pada hari ini ,,,

Peganglah erat-erat agar tidak lari ,,,

Sesuatu yang hilang sudah kembali kau temui ,,,

Cahayanya berkilauan menyinari ,,,

Menyebar di jiwa menembus jendela hati ,,,

Sudah saatnya jika kau kembali ,,,

Mencari bekal untuk membanahi diri ,,,

Ketahuilah segala sesuatu dengan memahami ,,,

Dengan belajar dan meneliti ,,,

Bekerjalah sesuai dengan yang diamanati ,,,

Hadapilah apa yang mesti kau hadapi ,,,

Tidaklah sia-sia apa yang kau tekuni ,,

Tidaklah terbuang percuma apa yang kau yakini ,,,

Semua akan kembali kepada dirimu sendiri ,,,

TUHANLAH YANG MAHA MEMENUHI JANJI ,,,

Wallohu a'lam bisshowwab




Jddh, 280707