Selasa, 12 April 2011

Wabah Wahn, Penyakit Mematikan Di Akhir Zaman


Al Wahan adalah salah satu penyakit yang menjangkiti manusia akhir zaman. Bahaya wahan jauh lebih dahsyat dari pada AIDS, TBC, Flu Burung, atau Flu Babi. Karena penyakit ini akan mematikan hati dan ruh sehingga menyebabkan penderitaan yang panjang di dunia dan terlebih di akhirat.
Istilah wahan diungkapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tatkala menjelaskan kondisi umat manusia di masa akan datang. Penyakit wahan ini menjadi penyebab utama segala keburukan dan keterpurukan umat Islam sehingga karenanya mereka menjadi bulan-bulanan musuh-musuh islam. Bahkan lebih tragis lagi,

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengibaratkan mereka laksana makanan yang menjadi rebutan orang-orang rakus yang kelaparan."

Dari Tsauban radliyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Akan datang suatu masa, di mana bangsa-bangsa akan mengeroyok kalian seperti orang-orang rakus memperebutkan makanan di atas meja.

Ada seorang yang bertanya, ‘Apakah karena pada saat itu jumlah kami sedikit?’
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak, bahkan kamu pada saat itu mayoritas, akan tetapi kamu seperti buih di atas permukaan air laut. Sesungguhnya Allah telah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian, dan telah mencampakkan penyakit al wahan pada hati kalian’.

Seorang sahabat bertanya: ‘Ya Rasulallah, apa penyakit al wahan itu?.’
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: ‘Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati’ “. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya)
‘Al Wahan adalah penyakit cinta dunia dan takut mati’

Sebab-sebab Wahan

Penyakit wahan timbul karena merasuknya cinta kepada dunia ke dalam hati manusia, seperti cinta berlebih kepada harta, benda, tahta, wanita, dan lainnya. Dari kecintaan dunia yang sangat berlebih nantinya akan melahirkan mental pengecut yang takut mati.

Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam dien di hadapan musuh. Semoga Allah melindungi kita darinya.
Akibat dari penyakit wahan akan menumbuhkan keengganan berjuang dan berjihad untuk mempertahankan iman dan memperjuangkan agama. Padahal meninggalkan jihad merupakan sebab keterpurukan umat ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ


"Jika kalian berdagang dengan sistem 'inah (salah satu bentuk riba), kalian ridha dengan peternakan, kalian ridha dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad maka Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam al Silsilah, No. 11)

Lajnah Daimah dalam memberikan penjelasan dari hadits ini menyimpulkan bahwa dalam hadits terdapat celaan dan ancaman bagi orang yang sibuk dengan pertanian dan peternakannya di saat musim jihad. Dari situ dapat disimpulkan bahwa di antara dimaksud dengan Dien (yang menjadi solusi dengan kembali padanya) dalam hadits ini adalah Jihad. Karena shalat, zakat, puasa, haji dan dzikir tidak akan mampu mengangkat umat ini dari kehinaan. Semua ibadah ini memang merupakan bagian dari Ad-Dien dan mempunyai peran penting, dalam melenyapkan kehinaan ini.

Cinta dunia dan takut mati saling berkait, laksana satu paket. Keduanya menjadi penyebab kehinaan dalam dien di hadapan musuh.

Manusia pada dasamya ingin kaya, pangkat tinggi, memiliki pangaruh yang besar, terkenal di mana-mana, dan mempunyai istri yang cantik. Manakala seseorang telah mencapai keinginannya sementara aturan-aturan Allah tidak dipergunakan dalam mengatur dan mengendalikan kekayaan dunianya, maka inilah yang disebut materialistis, alias cinta dunia.
Faham materilisme ini sama sekali tidak dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan adalah merupakan musuh Islam yang tergolong utama. Faham ini merupakan warisan dari Iblis la’natullahi’alaihi, yang memang kehadiran dan keberadaanya di dalam diri hanya untuk menggoda agar manusia rusak, sehingga (pada akhirnya kelak) menjadi penghuni neraka bersama Iblis.

Kepada Iblis Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: “Apakah yang menghalangimu sujud kepada Adam?” Iblis menjawab: “Aku lebih baik daripada Adam. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah ?” (QS.Al-A’raaf: 12).
Setidaknya ada empat hal yang menyebabkan timbulnya penyakit wahan di masyarakat muslim, yakni:

1. Kaum muslimin banyak yang belum memahami karakteristik ajaran Islam itu sendiri. Akibatnya, dengan mudah mereka menerima faham-faham yang tidak sesuai ajaran Islam. Mereka hanya menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya. Sedangkan hal-hal yang jelas berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam dilihat dan disikapinya sebagai suatu beban dan menyusahkan kehidupan. Mereka merasa ragu dan telah phobi terhadap Islam.

2. Pengaruh racun berpikir yang disuntikan sejak lama oleh musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin. Proses pencekokan tersebut berlangsung dengan demikian halus dan terorganisir, sehingga umat Islam menjadi lemah dan terpecah-pecah. Hal itu sesungguhnya amat kita lihat dan rasakan.

3. Kekuasaan militer, politik dan pemerintahan yang tidak berada di tangan kaurn muslim sehingga urusan umat Islam diserahkan kepada orang-orang kafir lagi fujur, fasik dan munafik. Mereka mengangkangi kaum muslimin dalam berbagai bidang.

4. Untuk mewujudkan cita-citanya musuh-musuh Islam (Yahudi dan Nasrani) merancang taktik strategi untuk menghadapi umat Islam. Mereka memanfaatkan kekayaan, ilmu pangetahuan, dan teknologi yang mereka miliki untuk menghadapi dan memperdaya umat Islam. Sehingga situasi dan kondisi dunia lslam benar-benar dalam keadaan lemah, terbelakang, terpecah-pecah, dan malah sesama umat Islam itu sendiri saling beradu dan bermusuhan.

Membasmi Penyakit Wahan

Penyakit wahan ini bisa diatasi dengan jalan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kembali kepada tuntunan ajaran Islam. Mereka yang merasa bahwa penyakit ini telah menghinggapi dirinya hendaklah melakukan langkah-langkah berikut :

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hari akhir, sampai pada derajat yakin. Dengan keyakinan ini penyakit cinta dunia atau takut mati akan hilang.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al Hadid:20)

2. Selalu mengkaji dan memahami ajaran Islam, terutama bidang akidah, yang merupakan inti ajaran Islam.
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang Hak) melainkan Allah." (QS.Mubammad: 19)

3. Menghayati perspektif Islam terhadap konsep kebahagiaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan dunia dan perhiasannya, akan tetapi menjadikannya sebagai alat untuk mencapai kehidupan dan kebahagjaan akhirat.

4. Meningkatkan dan memantapkan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan demikian maka sifat qana’ahnya muncul dan menjadi citra diri dan kehidupannya. Rasa syukurnya semakin meningkat, dan tawadhu (rendah hati) akan menjadi benteng dan sekaligus penghias dirinya.

"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS An-Nahl:96).

5. Berjihad di jalan Allah dengan segenap kemampuannya yang ada. Karena orang yang berjihad telah menjual diri dan hartanya kepada Allah dengan surga. Dan ini adalah sebesar-besar ketundukan kepada-Nya dan sebesar-besar pengorbanan untuk-Nya. Maka tepat sekali jika Allah menjamin hidayah bagi orang yang benar dalam jihadnya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Furqaan :52)



Minggu, 10 April 2011

Menimbang Rasa


Ketika kembali datang semangat ,,,,

Kau penuh percaya diri meski tanpa pangkat`,,,

Melangkah pasti denagn niat ,,,

Semua keresahan tersisihkan oleh tekad ,,,

Semua kegelisahan terbuang oleh niat ,,,

Semua kesedihan terbuang tanpa teringat ,,,

Menggenggam erat semua beban amanat ,,,

Dengan kuat dan tak tergugat ,,,

Meski kadang kala kau terpikat ,,,

Bukan berarti jalanmu telah terhambat ,,,

Hanya saja kau butuh seorang pengingat ,,,

Agar kau kembali giat ,,,

Atau mungkin semangatmu yang sedang istirahat ,,,

Maka merenunglah selagi kau sempat ,,,

Fahamilah semua tanda dan isyarat ,,,

Agar jalanmu tidak lagi sesat ,,,

Mengutamakan semua beban amanat ,,,

Menimbang denagn tepat ,,,

Rasailah semuanya denagn nikmat ,,,

Nikmatilah semuanya dengan hikmat ,,,

Meski itu adalah suatu penghinaan ,,,

Meski itu adalah suatu pengkhianatan ,,,

Meski itu adalah suatu kemunafikan ,,,

Meski itu adalah suatu kedustaan ,,,

Meski itu adalah suatu ketidakadilan ,,,

Tidaklah sia-sia apa yang kamu perbuat ,,,

Jika kamu ingin mengetahui suatu hakikat ,,,

Semoga akan mendatangkan manfaat ,,,

Berjuanglah terus WAHAI SAHABAT ,,,



Janganlah kau sia-siakan waktu yang singkat ,,,

Songsonglah hari-harimu dengan semangat ,,,

Lepaslah belenggu malas yang menjerat ,,,

Tanggalkanlah gengsi yang menghambat ,,,

Agar suatu saat kau tidak tergugat ,,,

Oleh tipu daya nafsumu yang penuh muslihat ,,,

DI tengah kerumunan manusia sejagat ,,,

Di antara MUSLIHAT dan HAKIKAT ,,,

Temuilah dirimu pada hari ini ,,,

Bicaralah dari hati ke hati ,,,

Sambutlah jiwamu pada hari ini ,,,

Peganglah erat-erat agar tidak lari ,,,

Sesuatu yang hilang sudah kembali kau temui ,,,

Cahayanya berkilauan menyinari ,,,

Menyebar di jiwa menembus jendela hati ,,,

Sudah saatnya jika kau kembali ,,,

Mencari bekal untuk membanahi diri ,,,

Ketahuilah segala sesuatu dengan memahami ,,,

Dengan belajar dan meneliti ,,,

Bekerjalah sesuai dengan yang diamanati ,,,

Hadapilah apa yang mesti kau hadapi ,,,

Tidaklah sia-sia apa yang kau tekuni ,,

Tidaklah terbuang percuma apa yang kau yakini ,,,

Semua akan kembali kepada dirimu sendiri ,,,

TUHANLAH YANG MAHA MEMENUHI JANJI ,,,

Wallohu a'lam bisshowwab




Jddh, 280707

Rabu, 30 Maret 2011

KATA – KATA BIJAK tentang CINTA

 

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka
Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya
Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)
————————————————————————————

Selasa, 29 Maret 2011

Peristiwa besar dalam Al-Quran (WTC Runtuh)



Rate This

APABILA ulama Mesir, Dr Zaghlul Najjar, tampil menerangkan kejadian runtuhan World Trade
Center (WTC), New York pada 11 September 2001 sudah dibayangkan al-Quran, penduduk dunia,
termasuk umat Islam sendiri berasa takjub.
Ini kerana tiada siapa pun termasuk perisik Amerika Syarikat sendiri gagal menjangka pesawat akan
digunakan sebagai ‘senjata’ bagi meruntuhkan bangunan lambang kemegahan negara.
Mengikut kajian Dr Zaghlul, runtuhan WTC turut mencatatkan sejarah hitam bagi Amerika seolaholah
digambarkan menerusi ayat ke 110 Surah at-Taubah dalam al-Quran.
Ayat itu bermaksud: “Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu sentiasa menjadi pangkal
keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu sudah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.”
Kajian mendapati beberapa fakta mengenai kejadian runtuhan WTC mempunyai kaitan dengan ayat
berkenaan antaranya bangunan WTC setinggi 110 tingkat dan peristiwa itu berlaku pada bulan
kesembilan Masihi (September) manakala ayat al-Quran berkenaan adalah ayat ke- 110 dari surah
kesembilan (at-Taubah).

Persamaan lain, ia berlaku pada 11 haribulan manakala ayat berkenaan berada dalam juzuk ke-11 dan
peristiwa berlaku pada tahun 2001 manakala huruf terakhir ayat adalah huruf ke- 2001.
Penjelasan Dr Zaghlul itu meyakinkan umat Islam bahawa isi kandungan al-Quran benar-benar
memiliki rahsia tersendiri mengenai kehidupan manusia secara jelas atau memerlukan kajian
mendalam.
Hal itu diakui Allah menerusi firman-Nya: “Inilah ayat-ayat al-Quran yang mengandungi hikmah.”
(Surah Yunus, ayat pertama).
Ayat lain daripada surah al-Hijr, juga ayat pertama bermaksud: “(Surah) ini adalah (sebahagian
daripada) ayat-ayat al-Kitab (yang sempurna) iaitu (ayat-ayat) al-Quran yang memberi penjelasan.”
Malah, misteri yang terkandung dalam ayat al-Quran membuktikan kitab suci dan mukjizat terbesar
dikurniakan Allah s.w.t kepada Nabi Muhammad s.a.w itu bukanlah rekaan manusia.
Sebaliknya, penemuan itu seharusnya menambahkan keimanan umat Islam bahawa ayat al-Quran
datang daripada Allah s.w.t sepertimana firmannya dalam surah as-Syu’araa’, ayat ke-192: “Dan
sesungguhnya al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam.”
Ayat lain menunjukkan bahawa al-Quran diturunkan Allah menerusi ayat pertama dari surah al-Qadr
iaitu: “Sesungguhnya Kami menurunkan (al-Quran) ini pada malam Lailatul Qadar.”
Peristiwa runtuhan bangunan WTC tiga tahun lalu bukanlah gambaran pertama al-Quran mengenai
sesuatu peristiwa yang bakal terjadi pada masa akan datang.
Sebaliknya, kitab suci itu dikatakan sudah menggambarkan mengenai kebangkitan kembali bangsa
Rumawi selepas dikalahkan bangsa Persia dalam peperangan pada tahun 614.
Selepas berakhirnya peperangan berkenaan, turunlah ayat pertama hingga keempat dari surah ar-
Rum menyatakan bangsa Rumawi akan kembali menang dalam tempoh beberapa tahun.
Kemenangan bangsa Rumawi terhadap bangsa Persia itu kemudiannya benar-benar terjadi kira-kira
lapan tahun kemudian seperti yang diramalkan al-Quran.
Selain gambaran mengenai peristiwa yang bakal berlaku pada masa akan datang, kajian isi kandungan
al-Quran juga menunjukkan yang kitab suci itu mengandungi pelbagai ilmu yang melampaui zaman ia
diturunkan.
Ini kerana pada zaman al-Quran diturunkan iaitu pada abad keenam, masih belum ada kajian sains
mengenai alam semula jadi yang dilakukan menyebabkan masyarakat masih belum mengetahui
mengenai ilmu sains dan teknologi.
Kajian mengenai pelbagai rahsia alam bermula kira-kira abad ke-19 dan ketika itulah didapati bahawa
segala fakta sains yang ditemui adalah selaras dengan maklumat asas daripada al-Quran.
Antara fakta sains yang ditemui dan terdapat dalam al-Quran adalah semua cakerawala bergerak
secara terapung (Yaasiin: 40), bumi bergerak (An-Naml: 88), pokok menghasilkan bahan bakar
(Yaasiin: 80), atom adalah benda terkecil (Yunus: 61) dan semakin tinggi semakin sukar bernafas (Al-
An’aam: 125).
Fakta lain adalah semua makhluk berpasangan (Adz-Dzaariyaat: 49), proses kejadian manusia (Al-
Mu’minuun), kegunaan besi (Al-Hadiid: 25) dan langit yang terkawal (Al-Anbiyaa’: 32).
Selain itu, kajian lain yang dijalankan bagi mencari keajaiban al-Quran mendapati bahawa jumlah
sesetengah perkataan berbahasa Arab di dalam kitab itu adalah saling berlawanan.
Antara perkataan berkenaan adalah; dunia yang disebut sebanyak 115 kali manakala akhirat yang
turut disebut sebanyak 115 kali, malaikat dan syaitan (88 kali), hidup dan mati (145 kali), faedah dan
kerugian (50 kali), kesusahan dan kesabaran (114 kali) serta lelaki dan perempuan (24 kali).
Perkataan lain adalah ummah dan penyampai (50 kali), iblis dan memohon perlindungan daripada
iblis (11 kali), musibah dan bersyukur (75 kali), bersedekah dan berpuas hati (73 kali) serta zakat dan
berkat (32 kali).
Golongan muslimin dan jihad (41 kali), orang yang sesat dan meninggal dunia (17 kali), emas dan
kemurahan hidup (lapan kali), keajaiban dan fitnah (60 kali), minda dan nur (49 kali), lidah dan
sumpah (25 kali), nafsu dan ketakutan (lapan kali), bercakap di khalayak ramai dan berdakwah (18
kali).
Jumlah perkataan lain dianggap ajaib dijumpai adalah solat (lima kali), bulan (12 kali), tahun (365),
lautan (32 kali) dan daratan (13 kali).
Jumlah lautan dan daratan ini apabila ditukar dalam bentuk peratus bersamaan dengan jumlah
sebenar kawasan laut dan darat yang terdapat di dunia ketika ini iaitu 71.111 peratus dan 28.889
peratus.
Misteri dan rahsia yang terkandung dalam al-Quran seharusnya meyakinkan umat Islam bahawa
agama Islam adalah agama yang benar selaras dengan rukun iman ketiga iaitu beriman terhadap
kitab-kitab Allah.
©New Straits Times (M) Berhad
Oleh Nasrullah Rahim
am@hmetro.com.my
http://www.angelfire.com/pro/sembahyang/
sembahyang@yahoo.com